TITRASI PERMANGANOMETRI (Kimia Farmasi Kuantitatif)

Nama : Veni Kurniati

NIM : G1E121043

Link video : https://youtu.be/Nlhhy1CXvJg

Komentar

  1. Pada video yang veni jelaskan yang membahas sebuah jurnal yang berjudul perbandingan perendaman sama sitrat dan jeruk nipis terhadap penurunan kadar kalsium oksalat pada talas. pada jurnal ini digunakan asam yang salah satunya asam sitrat yang digunakan untuk menurunkan kadar kalsium oksalat pada talas karena memiliki kemampuan yang baik dalam menembus dinding sel idioblast dimana kalsium oksalat tersimpan.
    Saya juga menemukan jurnal yang berjudul perbandingan metode penentuan kadar permanganate dalam air kran secara titrimetri dan spektofotometri UV-Vis. pada jurnal ini pada proses titrasi ditambahkan asam sulfat untuk memberikan suasana asam karena pengamatan titik akhir titrasi lebih mudah dilakukan bila dalam keadaan asam dan asam sulfat tidak produk dan tidak mengganggu titran.
    Kedua jurnal ini dilakukan penambahan asam. Karena pada konsep titrasi permanganometri menetapkan kadar reduktor dilakukan dalam keadaan asam. Yang menjadi pertanyaan saya, apa yang akan terjadi jika penggunaan larutan asam menggunakan konsentrasi tinggi pada talas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan jurnal yang saya gunakan menyebutkan bahwa Penggunaan larutan asam menggunakan konsentrasi tinggi itu tidak efektif dalam menurunkan kadar kalsium oksalat pada talas. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana pada perendaman menggunakan larutan asam sitrat 10% dan air perasan jeruk nipis 10%, menghasilkan penurunan kadar kalsium oksalat lebih rendah jika dibandingkan dengan larutan asam sitrat 5% dan air perasan jeruk nipis 5%. Selain itu, konsentrasi larutan asam yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi rasa dari talas itu sendiri. kemudian ada jurnal lagi yang menyebutkan bahwa proses perendaman dan penambahan asam dapat menurunkan kadar oksalat. Penurunan kadar total oksalat diduga terjadi karena penurunan pH air perendaman (pH4-6) yang mengubah kalsium oksalat tidak larut air menjadi asam oksalat yang larut air sehingga asam oksalat akan ikut terbuang bersama air rendaman. kondisi asam menyebabkan ion oksalat divalent (C2O42-) terdeprotonasi sehingga dapat mengurangi potensi berikatan dengan mineral kation Ca2+ menjadi kalsium oksalat yang tidak terlarut. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya oksalat terlarut yang akan terbuang bersama dengan air perendaman.

      Hapus
  2. Pada video tersebut, veni menjelaskan bahwa umbi talas memiliki aktivitas antioksidan, tetapi di artikel dalam jurnal dengan judul Uji Aktivitas Antibakteri Hasil Fermentasi Bakteri Endofit Umbi Talas (Colocasia esculenta L) terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa mengatakan bahwa umbi talas itu berkhasiat sebagai antibakteri, bagaimana hal tersebut terjadi?

    BalasHapus
  3. Berdasarkan jurnal tersebut, bakteri endofit dari umbi talas mempunyai aktivitas antibakteri seperti pada ekstrak tanaman inangnya meskipus aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh fermentasi bakteri endofit dari umbi talas belum bisa dikatakana kuat. Penelitian yang dilakukan Hibai [14] menyatakan jika ekstrak umbi talas mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aerugginosa, Salmonella typi, Shigella dysentriae, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus mutans dan Vibrio Cholera.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini